Rabu, 08 Desember 2010

teori thomson

Kelemahan dari teori yang diajukan Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson. Dia memfokuskan pada muatan listrik yang ada dalam sebuah atom. Dengan eksperimen menggunakan sinar kotoda, membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom dan partikel tersebut adalah elektron. Thomson juga memastikan bahwa atom bersifat netral, sehingga diadalam atom juga terdapat partikel yang bermuatan positif.
Selanjutnya Thomson mengajukan model atom, yang dinyatakan bahwa atom merupakan bola yang bermuatan positif, dan elektron tersebar dipermukaannya, seperti roti ditaburi kismis atau seperti kue onde-onde dimana permukaannya tersebar wijen,.



Thomson juga menambahkan bahwa atom bersifat netral sehingga jumlah proton dalam bola sama dengan jumlah elektron yang ada di permukaannya.

Teori atom dalton

Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavoisier menyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap“. Dari kedua hukum tersebut dalton berpendapat bahwa:

1.  Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2.  Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3.  Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Selanjutnya Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal seperti kelereng.
atom-dalton.jpg
Kelemahan Teori atom Dalton
Dalam teori atom dalton tidak dijelaskan dari mana sumber muatan yang ada pada listrik padahal menurut Dalton atom merupakan partikel netral.










  •    

































Teori maxwell

Heinrich Emil Lenz menaruh pasti dipaksa ke arah arus ketika lapangan telah berubah (ketat ketika "flux" berubah). Faraday tidak melakukannya - tulisannya yang agak bingung tentang masalah. (Yah tidak bisa sempurna setiap saat - ingat - meter di modern belum ada)

Dalam modernish persyaratan:
"The induced seperti sekarang ini adalah untuk menentang CHANGE yang diterapkan di lapangan."
Hal ini cukup ditunjukkan dalam animasi.

Hukum termodinamika

Heinrich Emil Lenz menaruh pasti dipaksa ke arah arus ketika lapangan telah berubah (ketat ketika "flux" berubah). Faraday tidak melakukannya - tulisannya yang agak bingung tentang masalah. (Yah tidak bisa sempurna setiap saat - ingat - meter di modern belum ada)

Dalam modernish persyaratan:
"The induced seperti sekarang ini adalah untuk menentang CHANGE yang diterapkan di lapangan."
Hal ini cukup ditunjukkan dalam animasi.

Hukum lenz

Heinrich Emil Lenz menaruh pasti dipaksa ke arah arus ketika lapangan telah berubah (ketat ketika "flux" berubah). Faraday tidak melakukannya - tulisannya yang agak bingung tentang masalah. (Yah tidak bisa sempurna setiap saat - ingat - meter di modern belum ada)

Dalam modernish persyaratan:
"The induced seperti sekarang ini adalah untuk menentang CHANGE yang diterapkan di lapangan."
Hal ini cukup ditunjukkan dalam animasi.
Heinrich Emil Lenz menaruh pasti dipaksa ke arah arus ketika lapangan telah berubah (ketat ketika "flux" berubah). Faraday tidak melakukannya - tulisannya yang agak bingung tentang masalah. (Yah tidak bisa sempurna setiap saat - ingat - meter di modern belum ada)
Dalam modernish persyaratan:
"The induced seperti sekarang ini adalah untuk menentang CHANGE yang diterapkan di lapangan."
Hal ini cukup ditunjukkan dalam animasi.

Hukum pascal

Archimedes dari Syracuse (Yunani: Ἀρχιμήδης; c. 287 BC - c. 212 SM) adalah seorang matematikawan Yunani, fisikawan, insinyur, penemu, dan astronom. Meskipun beberapa rincian hidupnya dikenal, dia dianggap sebagai salah satu ilmuwan terkemuka di zaman klasik. Di antara kemajuan dalam fisika merupakan dasar hidrostatika, statika dan penjelasan tentang prinsip tuas. Dia dikreditkan dengan merancang mesin inovatif, termasuk mesin pengepungan dan pompa sekrup yang menyandang namanya. percobaan modern telah diuji klaim bahwa Archimedes mesin dirancang mampu mengangkat kapal menyerang keluar dari air dan pengaturan kapal terbakar menggunakan sebuah array mirror. [1]
Archimedes umumnya dianggap sebagai matematikawan terbesar dari jaman dahulu dan salah satu yang terbesar sepanjang masa. [2] [3] Dia menggunakan metode kelelahan untuk menghitung luas area di bawah busur parabola dengan penjumlahan seri tak terbatas, dan memberikan perkiraan yang sangat akurat dari pi. [4] Ia juga mendefinisikan spiral bantalan namanya, rumus untuk volume permukaan revolusi dan sistem yang cerdik untuk mengekspresikan jumlah yang sangat besar.
Archimedes meninggal selama Pengepungan Syracuse ketika ia dibunuh oleh seorang prajurit Romawi meskipun perintah bahwa ia tidak boleh dirugikan. Cicero menggambarkan mengunjungi makam Archimedes, yang diatasi oleh bola tertulis dalam silinder. Archimedes telah membuktikan bahwa bola memiliki dua pertiga dari volume dan luas permukaan silinder (termasuk dasar yang kedua), dan menganggap ini sebagai prestasi terbesar matematika.
Tidak seperti penemuannya, tulisan-tulisan matematika Archimedes masih kecil dikenal di zaman kuno. Matematikawan dari Alexandria membaca dan mengutip, tetapi kompilasi komprehensif pertama tidak dibuat sampai c. 530 Masehi oleh Isidore dari Miletus, sementara komentar pada karya-karya yang ditulis oleh Archimedes Eutocius pada abad keenam Masehi dibuka mereka untuk pembaca yang lebih luas untuk pertama kalinya. Salinan relatif sedikit dari karya tulis Archimedes 'yang selamat melalui Abad Pertengahan berpengaruh adalah sumber ide untuk para ilmuwan selama Renaissance, [5] sedangkan penemuan pada tahun 1906 karya sebelumnya tidak diketahui oleh Archimedes Archimedes dalam Palimpsest telah memberikan wawasan baru ke dalam bagaimana ia memperoleh hasil matematika. [6]

BiografiIni patung perunggu Archimedes adalah di Observatorium Archenhold di Berlin. Hal ini diukir oleh Gerhard Thieme dan diperkenalkan di tahun 1972.
Archimedes lahir c. 287 SM di kota pelabuhan Syracuse, Sisilia, pada waktu itu koloni pemerintahan sendiri di Magna Graecia. Tanggal lahir didasarkan pada pernyataan oleh sejarawan John Yunani Byzantium Tzetzes bahwa Archimedes hidup selama 75 tahun [7] Di penghisab Pasir,. Archimedes memberikan nama ayahnya sebagai Phidias, seorang astronom tentang yang tidak diketahui. Plutarch menulis dalam Kehidupan Paralel bahwa Archimedes itu berkaitan dengan Raja Hiero II, penguasa Syracuse. [8] Biografi Archimedes ditulis oleh Heracleides temannya, tetapi pekerjaan ini telah hilang, meninggalkan rincian kehidupan mengaburkan nya. [9 ] Tidak diketahui, misalnya, apakah dia pernah menikah atau memiliki anak. Archimedes Selama masa mudanya mungkin telah belajar di Alexandria, Mesir, di mana Conon dari Samos dan Eratosthenes dari Kirene yang sezaman. Ia disebut Conon dari Samos sebagai temannya, sementara dua dari karya-karyanya (Metode Mekanik Teorema dan Ternak Soal) telah perkenalan ditujukan kepada Eratosthenes. [A]
Archimedes meninggal c. 212 SM selama Perang Punic Kedua, ketika pasukan Romawi di bawah Jenderal Marcus Claudius Marcellus merebut kota Syracuse setelah pengepungan dua tahun-panjang. Menurut account populer yang diberikan oleh Plutarch, Archimedes sedang memikirkan diagram matematika ketika kota itu ditangkap. Seorang tentara Romawi memerintahkan dia untuk datang dan bertemu Umum Marcellus namun ia menolak, mengatakan bahwa ia harus menyelesaikan masalah tersebut. Tentara itu marah karena ini, dan membunuh Archimedes dengan pedangnya. Plutarch juga memberikan account yang kurang terkenal dari kematian Archimedes yang menunjukkan bahwa ia mungkin telah tewas ketika mencoba untuk menyerah kepada seorang prajurit Romawi. Menurut cerita ini, Archimedes membawa instrumen matematika, dan dibunuh karena tentara itu berpikir bahwa mereka barang-barang berharga. Marcellus Umum dilaporkan marah oleh kematian Archimedes, saat ia menganggapnya aset ilmiah berharga dan telah memerintahkan bahwa dia tidak dirugikan. [10]bola A memiliki 2 / 3 volume dan luas permukaan silinder yang circumscribing. Sebuah bola dan silinder yang ditempatkan pada makam Archimedes atas permintaannya.
Kata-kata terakhir disebabkan Archimedes adalah "Jangan ganggu lingkaran saya" (bahasa Yunani: μή μου τούς κύκλους τάραττε), merujuk pada lingkaran dalam gambar matematis bahwa ia seharusnya belajar ketika terganggu oleh tentara Romawi. Kutipan ini sering diberikan dalam bahasa Latin sebagai "meos Noli circulos turbare," tetapi tidak ada bukti yang dapat dipercaya bahwa Archimedes mengucapkan kata-kata ini dan mereka tidak muncul dalam account yang diberikan oleh Plutarch. [10]
Makam Archimedes membawa patung yang menggambarkan bukti favorit matematika, yang terdiri dari bola dan silinder dari ketinggian yang sama dan diameter. Archimedes telah membuktikan bahwa volume dan luas permukaan bola adalah dua pertiga bahwa dari silinder termasuk basis-nya. Pada 75 SM, 137 tahun setelah kematiannya, sang orator Cicero Romawi itu menjabat sebagai quaestor di Sisilia. Dia telah mendengar cerita tentang Archimedes makam, tapi tidak ada penduduk setempat mampu memberinya lokasi. Akhirnya ia menemukan makam di dekat gerbang Agrigentine di Syracuse, dalam kondisi terlantar dan ditumbuhi semak-semak. Cicero telah makam dibersihkan, dan mampu melihat ukiran dan membaca beberapa ayat yang telah ditambahkan sebagai sebuah prasasti. [11]
Versi standar kehidupan Archimedes ditulis jauh setelah kematiannya oleh sejarawan Romawi Kuno. Rekening pengepungan Syracuse yang diberikan oleh Polybius dalam Sejarah Universal nya ditulis sekitar tujuh puluh tahun setelah kematian Archimedes ', dan kemudian digunakan sebagai sumber oleh Plutarch dan Livy. Ini menyoroti kecil di Archimedes sebagai pribadi, dan berfokus pada mesin-mesin perang yang ia dikatakan telah dibangun untuk mempertahankan kota

Senin, 06 Desember 2010

Hukum ohm

Dalam litar elektrik, Hukum Ohm menyatakan bahawa arus elektrik, I yang mengalir malalui sesuatu pengalir antara dua titik yang lain adalah berkadar terus dengan beza keupayaan, V antara kedua-dua titik, serta berkadar songsang dengan rintangan, R antara kedua-dua titik. Secara matematik:
I = \dfrac{V}{R}
Hukum ini dinamakan sempnea Georg Ohm, yang menunjukkan perubahan arus dan beza kepupayaan dalam litar elektrik ketika menggunakan dawai yang mempunyai panjang berbeza.
Hukum ini sangat berguna dalam bidang kejuruteraan elektrik dan elektronik kerana menunjukkan hubungan arus, voltan dan rintangan pada tahap makroskopik, iaitu sebagai unsur dalam litar elektrik. Pada tahap mikroskopik, ahli fizik menggunakan persamaan vektor lain yang berhubung kait dengan Hukum Ohm.

[sunting] Fizik

Ahli fizik sering menggunakan Hukum Ohm bentuk kontinuum:
 \mathbf{J} = \sigma \cdot \mathbf{E}
di mana J ialah kemampatan arus (iaitu arus per unit luas), σ ialah konduktiviti, dan E ialah medan elektrik.
Beza keupayaan ditakrifkan sebagai
{\Delta V} = -\int {\mathbf E \cdot dl}
atau, jika medan elektrik tidak diganggu oleh pilihan arah (seperti dalam litar elektrik):
{|\Delta V|} = {E}{L} \
di mana L merupakan jarak antara dua titik yang dimaksudkan. Disebabkan J adalah sama dengan I/A, persamaan Hukum Ohm menjadi:
{I \over A} = {\sigma |\Delta V| \over L}
Rintangan elektrik pula ditakrifkan melalui kuantiti konduktiviti, panjang, dan luas keratan rentas:
{R} = {L \over \sigma A}
Dari situ, Hukum Ohm boleh diterbitkan sebagai
{|\Delta V| \over R}={I}
yang lebih menyerupai persamaan bentuk makroskopik.

Hukum snellus

Hukum Snellius adalah rumus matematika yang memerikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan.
Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias.
Perumusan matematis hukum Snellius adalah
\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{n_2}{n_1}
atau
n_1\sin\theta_1 = n_2\sin\theta_2\
atau
v_1\sin\theta_2\ = v_2\sin\theta_1
Lambang θ12 merujuk pada sudut datang dan sudut bias, v1 dan v2 pada kecepatan cahaya sinar datang dan sinar bias. Lambang n1 merujuk pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan n2 adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.
Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu bahan.
Pada tahun 1637, René Descartes secara terpisah menggunakan argumen heuristik kekekalan momentum dalam bentuk sinus dalam tulisannya Discourse on Method untuk menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang timbul akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alam semesta. Dalam bahasa Perancis, hukum Snellius disebut la loi de Descartes atau loi de Snell-Descartes.
Sebelumnya, antara tahun 100 hingga 170 Ptolemeus dari Thebaid menemukan hubungan empiris sudut bias yang hanya akurat pada sudut kecil.[1] Konsep hukum Snellius pertama kali dijelaskan secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh Ibn Sahl dari Baghdad dalam manuskripnya On Burning Mirrors and Lenses[2][3]. Dengan konsep tersebut Ibn Sahl mampu membuat lensa yang dapat memfokuskan cahaya tanpa aberasi geometri yang dikenal sebagai kanta asperik. Manuskrip Ibn Sahl ditemukan oleh Thomas Harriot pada tahun 1602, [4] tetapi tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan Johannes Keppler pada bidang ini.
Pada tahun 1678, dalam Traité de la Lumiere, Christiaan Huygens menjelaskan hukum Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang sifat cahaya sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku hanya pada medium isotropik atau "teratur" pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal, sehingga bersifat reversibel.[5] Hukum Snellius dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:
\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{\lambda_1}{\lambda_2}

Hukum kekekalan energi

Banyaknya energi yang berubah menjadi bentuk energi lain sama dengan banyaknya energi yang berkurang sehingga total energi dalam sistem tersebut adalah tetap. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat berubah bentuk menjadi bentuk energi lain. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi.
Perubahan Bentuk Energi
Suatu bentuk energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain. Perubahan bentuk energi yang biasa dimanfaatkan sehari-hari antara lain sebagai berikut:
  • Energi listrik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi listrik menjadi energi panas terjadi pada mesin pemanas ruangan, kompor listrik, setrika listrik, heater, selimut listrik, dan solder.
  • Energi mekanik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi mekanik menjadi energi panas adalah dua buah benda yang bergesekan. Misalnya, ketika kamu menggosok-gosokkan telapak tanganmu maka kamu akan merasa panas.
  • Energi mekanik menjadi energi bunyi. Perubahan energi mekanik menjadi energi bunyi dapat terjadi ketika kita bertepuk tangan atau ketika kita memukulkan dua buah benda keras.
  • Energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan energi pada baterai dan aki merupakan contoh perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
  • Energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor. Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor terjadi pada berpijarnya bohlam lampu. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa energi cahaya biasanya disertai bentuk energi lainnya, misalnya kalor. Coba dekatkan tanganmu ke bohlam lampu yang berpijar! Lama kelamaan tanganmu akan merasa semakin panas.
  • Energi cahaya menjadi energi kimia. Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dapat kita amati pada proses pemotretan hingga terbentuknya foto.

Hukum kekekalan momentum

Hukum kekekalan momentum diterapkan pada proses tumbukan semua jenis, dimana prinsip impuls mendasari proses tumbukan dua benda, yaitu I1 = -I2.
Jika dua benda A dan B dengan massa masing-masing MA dan MB serta kecepatannya masing-masing VA dan VB saling bertumbukan, maka :
MA VA + MB VB = MA VA + MB VB
VA dan VB = kecepatan benda A dan B pada saat tumbukan
VA dan VB = kecepatan benda A den B setelah tumbukan.
Dalam penyelesaian soal, searah vektor ke kanan dianggap positif, sedangkan ke kiri dianggap negatif.
Dua benda yang bertumbukan akan memenuhi tiga keadaan/sifat ditinjau dari keelastisannya,
a. ELASTIS SEMPURNA : e = 1
e = (- VA' - VB')/(VA - VB)
e = koefisien restitusi.
Disini berlaku hukum kokokalan energi den kokekalan momentum.

b. ELASTIS SEBAGIAN: 0 < e < 1Disini hanya berlaku hukum kekekalan momentum.
Khusus untuk benda yang jatuh ke tanah den memantul ke atas lagi maka koefisien restitusinya adalah:
e = h'/h 
h = tinggi benda mula-mula
h' = tinggi pantulan benda

C. TIDAK ELASTIS: e = 0Setelah tumbukan, benda melakukan gerak yang sama dengan satu kecepatan v',
MA VA + MB VB = (MA + MB) v' 
Disini hanya berlaku hukum kekekalan momentum

Contoh:
1. Sebuah bola dengan massa 0.1 kg dijatuhkan dari ketinggian 1.8 meter dan mengenai lantai, kemudian dipantulkan kembali sampai ketinggian 1.2 meter. Jika g = 10 m/det2.
Tentukanlah:
a. impuls karena beret bola ketika jatuh.
b. koefisien restitusi

Jawab:
a. Selama bola jatuh ke tanah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Ep = Ek
m g h = 1/2 mv2 ®  v2 = 2 gh
®  v = Ö2 g h
impuls karena berat ketika jatuh:
I = F . Dt = m . Dv
= 0.1Ö2gh = 0.1 Ö(2.10.1.8) = 0.1.6 = 0,6 N det.
b. Koefisien restitusi:
e = Ö(h'/h) = Ö(1.2/1.8) = Ö(2/3) 
2. Sebuah bola massa 0.2 kg dipukul pada waktu sedang bergerak dengan kecepatan 30 m/det. Setelah meninggalkan pemukul, bola bergerak dengan kecepatan 40 m/det berlawanan arah semula. Hitung impuls pada tumbukan tersebut !
Jawab:
Impuls = F . t = m (v2 - v1)
         = 0.2 (-40 - 30)
         = -14 N det
Tanda  berarti negatif arah datangnya berlawanan dengan arah datangnya bola.
3. Sebuah peluru yang massanya M1 mengenai sebuah ayunan balistik yang massanya M2. Ternyata pusat massa ayunan naik setinggi h, sedangkan peluru tertinggal di dalam ayunan. Jika g = percepatan gravitasi, hitunglah kecepatan peluru pada saat ditembakkan !
Jawab:
Penyelesaian soal ini kita bagi dalam dua tahap, yaitu:
1. Gerak A - B.
Tumbukan peluru dengan ayunan adalah tidak elastis jadi kekekalan momentumnya:
M1VA + M2VB = (M1 + M2) V
M1VA + 0 = (M1 + M2) V

VA = [(M1 + M2)/M1] . v
2. Gerak B - C.
Setelah tumbukan, peluru dengan ayunan naik setinggi h, sehingga dapat diterapkan kekekalan energi:

EMB = EMC
EpB + EkB = EpC + EkC
0 + 1/2 (M1 + M2) v2 = (M1 + M2) gh + 0
Jadi kecepatan peluru: VA = [(M1 + M2)/M1] . Ö(2 gh)
d. ELASTISITAS KHUSUS DALAM ZAT PADAT
Zat adalah suatu materi yang sifat-sifatnya sama di seluruh bagian, dengan kata lain, massa terdistribusi secara merata. Jika suatu bahan (materi) berupa zat padat mendapat beban luar, seperti tarikan, lenturan, puntiran, tekanan, maka bahan tersebut akan mengalami perubahan bentuk tergantung pada jenis bahan dan besarnya pembebanan. Benda yang mampu kembali ke bentuk semula, setelah diberikan pembebanan disebut benda bersifat elastis.
Suatu benda mempunyai batas elastis. Bila batas elastis ini dilampaui maka benda akan mengalami perubahan bentuk tetap, disebut juga benda bersifat plastis.

Hukum newton 3

Pernahkah anda menendang batu ? belum… pernahkah dirimu menendang dirinya ? ;) Pernakah anda menendang atau memukul alias meninju sesuatu ? jika pernah, apa yang anda rasakan ? sakit… bisakah dirimu menjelaskan mengapa tangan atau kaki terasa sakit ? Apabila anda tidak bisa menjelaskannya, pelajarilah Hukum III Newton dengan penuh semangat
Hukum III Newton
Pada Hukum II Newton, kita belajar bahwa gaya-gaya mempengaruhi gerakan benda. Dari manakah gaya tersebut datang ? dalam kehidupan sehari-hari, kita mengamati bahwa gaya yang diberikan kepada sebuah benda, selalu berasal dari benda lain. gerobak bergerak karena kita yang mendorong, paku dapat tertanam karena dipukul dengan martil, buah mangga yang lezat jatuh karena ditarik oleh gravitasi bumi, demikian juga benda yang terbuat dari besi ditarik oleh magnet. Apakah semua benda bergerak karena diberikan gaya oleh benda lain ?
Eyang Newton mengatakan bahwa kenyataan dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya seperti itu. Ketika sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda merupakan hasil interaksi dengan benda lain. Anda dapat melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini. Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda akan terasa sakit (jangan dilakukan). Mengapa kaki terasa sakit ? hal ini disebabkan karena ketika kita menendang tembok atau batu, tembok atau batu membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana besar gaya tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang kita berikan arahnya menuju batu atau tembok, sedangkan gaya yang diberikan oleh batu atau tembok arahnya menuju kaki kita. Ketika kita menendang bola, gaya yang kita berikan tersebut menggerakan bola. Pada saat yang sama, kita merasa gaya dari bola menekan kaki kita. Jika anda punya skate board, lakukanlah percobaan berikut ini sehingga semakin menambah pemahaman anda. letakan papan luncur alias skate board di dekat sebuah tembok. Berdirilah di atas skate board (papan luncur) tersebut dan doronglah tembok dihadapan anda. Apa yang anda alami ? skate board tersebut meluncur ke belakang. Aneh khan ? padahal anda tidak mendorong skate board ke belakang. Skate board meluncur ke belakang karena tembok yang anda dorong membalas memberikan gaya dorong kepada anda, di mana arah gaya yang diberikan tembok berlawanan arah dengan arah dorongan anda. anda mendorong tembok ke depan, sedangkan tembok mendorong anda ke belakang sehingga skate board kesayangan anda meluncur ke belakang. Jika anda tinggal di tepi pantai dan termasuk anak pantai, lakukanlah percobaan dengan menaiki perahu dan melemparkan sesuatu, entah batu atau benda lain ke luar dari perahu. Lakukanlah hal ini ketika perahu sedang diam. Amati bahwa perahu akan bergerak ke belakang jika anda melempar ke depan, dan sebaliknya. Serius… diriku pernah mencobanya. Nah, semua penjelasan panjang lebar ini adalah inti Hukum III Newton.
Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.
Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut :
F A ke B = – F B ke A
F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke A adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda menendang sebuah batu, maka gaya yang anda berikan adalah F A ke B, dan gaya ini bekerja pada batu. Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda adalah – F B ke A. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan. Jika anda menggambar tanda panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A ke B digambar pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki anda, – F B ke A, digambarkan pada kaki anda.
Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :
Faksi = -Freaksi
Hukum warisan eyang Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh, seperti gaya gravitasi yang menarik buah mangga kesayangan anda. Ketika kita menjatuhkan batu, misalnya, antara bumi dan batu saling dipercepat satu dengan lain. batu bergerak menuju ke permukaan bumi, bumi juga bergerak menuju batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan batu besarnya sama. Bumi bergerak ke arah batu yang jatuh ? masa sich… karena massa bumi sangat besar maka percepatan yang dialami bumi sangat kecil (Ingat hubungan antara massa dan percepatan pada persamaan hukum II Newton). Walaupun secara makroskopis tidak tampak, tetapi bumi juga bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat gravitasi. Bumi menarik batu, batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut sama namun arahnya berlawanan.
Hukum III Newton dalam Kehidupan Sehari-hari
Konsep Hukum III Newton sebenarnya sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari, walau kadang tidak kita sadari. Hal apa saja dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan konsep Hukum III Newton ?
Hukum III Newton berlaku ketika kita berjalan atau berlari
Ketika berjalan, telapak kaki kita memberikan gaya aksi dengan mendorong permukaan tanah atau lantai ke belakang. Permukaan tanah atau lantai memberikan gaya reaksi kepada kita dengan mendorong telapak kaki kita ke depan, sehingga kita berjalan ke depan. Ketika berjalan mundur, telapak kaki kita mendorong permukaan tanah atau lantai ke depan. Sebagai reaksi, permukaan tanah atau lantai mendorong telapak kaki kita ke belakang sehingga kita bisa berjalan mundur. Besarnya gaya aksi dan reaksi sama, tetapi arahnya berlawanan. Telapak kaki kita mendorong lantai ke belakang, lantai mendorong telapak kaki kita ke depan. Ketika kita berjalan lambat, gaya yang kita berikan kecil, sehingga gaya reaksi yang diberikan oleh lantai juga kecil, akibatnya kita berjalan pelan. Pada saat kita berjalan cepat, telapak kaki kita menekan lantai lebih kuat, akibatnya gaya reaksi yang diberikan lantai juga besar sehingga kita didorong dengan kuat ke depan. Dirimu dapat melakukan percobaan ini untuk membuktikannya. Ketika kita berlari, gaya aksi berupa dorongan yang diberikan oleh telapak kaki kita kepada permukaan tanah sangat besar sehingga gaya reaksi yang diberikan oleh permukaan tanah kepada telapak kaki kita juga sangat besar. Akibatnya kita bisa berlari dengan kencang. Jadi besarnya gaya reaksi yang diberikan oleh permukaan tanah atau lantai kepada telapak kaki kita sebanding alias sama besar dengan gaya aksi yang kita berikan dan arahnya berlawanan.
Hukum III Newton berlaku ketika kita berenang
Apakah dirimu bisa berenang ? kalo belum bisa, ayo belajar berenang… gampang kok. Kaya belajar naik sepeda atau motor, awalnya memang agak sulit tapi kalo sering latihan ntar juga mahir, asyik lagi.. :)
Ketika kita berenang, kaki dan tangan kita mendorong air ke belakang. Sebagai reaksi, air mendorong kaki dan tangan kita ke depan, sehingga kita berenang ke depan.
Hukum III Newton berlaku pada pistol atau senapan yang ditembakan
Ketika sebuah peluru ditembakan, pistol atau senapan memberikan gaya aksi kepada peluru dengan mendorong peluru ke depan. Karena mendapat gaya aksi maka peluru tersebut mendorong pistol atau senapan ke belakang. Akibatnya, para penembak merasa tersentak ke belakang akibat dorongan tersebut. Seandainya dirimu bercita-cita menjadi polisi atau tentara maka suatu saat nanti bisa melakukan percobaan untuk membuktikannya. Kalau terbukti, ingat eyang Newton sama GuruMuda ya ;)
Hukum III Newton berlaku pada Balon Udara yang bergerak
Pernahkah dirimu melihat dan memegang balon ? ya pernah-lah… saking gemes, balon-balon dipecahin semua :) Hukum III Newton juga berlaku pada balon udara yang bergerak ? balon udara bergerak ? maksudnya bagaimanakah…. Yang dimaksudkan di sini bukan balon udara yang bergerak karena ditiup angin, tapi karena di dorong oleh udara yang ada di dalam balon. Bertambah bingung-kah ? lakukan percobaan berikut ini sehingga menambah pemahamanmu. Beli sebuah balon di warung terdekat (murah kok, lagian cuma satu). Tiuplah balon sampai balon mengembung; jangan lupa jepit mulut balon dengan jarimu agar udara tidak keluar. Nah, silahkan lepas jepitan tanganmu pada mulut balon. Apa yang terjadi ? balon tersebut bergerak khan ? jika posisi balon tegak, di mana mulut balon berada di bawah, maka balon akan meluncur ke atas. Balon bergerak ke atas karena balon memberikan gaya aksi dengan mendorong udara ke bawah (udara keluar lewat mulut balon). Udara yang keluar lewat mulut balon memberikan gaya reaksi dengan mendorong balon ke atas, sehingga balon bergerak ke atas. Apabila posisi balon dibalik, di mana mulut balon berada di atas, maka balon akan bergerak ke bawah. Besar gaya aksi dan reaksi sama, hanya berlawanan arah. Balon mendorong udara ke bawah, udara mendorong balon ke atas. Atau sebaliknya balon mendorong udara ke atas, udara mendorong balon ke bawah. Semakin banyak udara yang ditiupkan ke dalam balon, maka balon bergerak makin cepat ketika mulut balon tersebut dibuka. Hal ini disebabkan karena balon mendorong lebih banyak udara keluar, sehingga udara yang didorong tersebut memberikan reaksi dengan mendorong balon. Semakin banyak udara yang ada di dalam balon, semakin lama dan jauh balon bergerak; semakin sedikit udara dalam balon, semakin pelan balon bergerak. Jadi besar gaya aksi sama dengan besar gaya reaksi, hanya arahnya berlawanan.
Hukum III Newton berlaku pada Ikan Gurita yang bergerak dalam air.
Pernahkah dirimu menikmati lezatnya ikan gurita ? enak banget, manyus… ga ada tulang lagi, wah pokoknya sedap. Awas air liurmu tiris ;) ikan gurita ga punya sirip… lalu bagaimana-kah ia berenang ? Hukum III Newton lagi… Hukum III Newton lagi… eyang newton menguasai darat, udara dan laut. Ikan newton, eh ikan gurita bergerak ke depan dengan menyemprotkan air ke belakang (gaya aksi); air yang disemprotkan tersebut mendorong ikan gurita ke depan (gaya reaksi), sehingga ikan gurita bisa berenang bebas di dalam air laut.
Peluncuran Roket menggunakan konsep Hukum III Newton
Bagaimanakah prinsip kerja roket yang diluncurkan ke luar angkasa ? di luar angkasa tidak udara, tapi mengapa roket bisa bergerak ? helikopter atau pesawat terbang bisa bergerak di udara karena terdapat baling-baling yang menggerakan udara, sedangkan roket bisa bergerak di luar angkasa (ruang hampa udara ?) kok bisa ya…. Bagaimanakah dirimu menjelaskannya ?
Konsep dasar peluncuran roket sama dengan percobaan balon yang meluncur ke atas. Roket memberikan gaya aksi yang sangat besar kepada gas dengan mendorong gas keluar dan gas tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar, dengan mendorong roket ke atas. Gaya dorong yang diberikan gas kepada roket sama besar dengan gaya yang diberikan roket kepada gas, hanya arahnya berlawanan. Roket mendorong gas ke bawah, gas mendorong roket ke atas.
Bagaimanakah dengan pesawat jet ? pesawat jet juga menggunakan konsep hukum III Newton. Mesin pesawat jet memberikan gaya aksi dengan menyemburkan gas keluar lewat belakang pesawat, dan gas tersebut memberikan gaya reaksi dengan mendorong pesawat jet ke depan. Gaya dorong yang dilakukan oleh mesin pesawat jet terhadap gas sangat besar sehingga gas juga mendorong pesawat jet dengan gaya yang sangat besar. Mesin pesawat jet mendorong gas ke belakang, gas mendorong pesawat jet ke depan. Jadi arah gaya berlawanan, tapi besar gaya sama. Pesawat jet bergerak horisontal alias mendatar, sedangkan roket bergerak vertikal alias tegak lurus permukaan bumi. Selesai…. Asyik khan fisika ? dengan fisika, kita bisa menjelaskan banyak hal dalam kehidupan kita… ini baru hukum III Newton lho, belom yang laen… pokoknya seru deh…

Hukum newton 2

Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda tersebut sedang bergerak maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap pada lintasan lurus. Apa yang terjadi jika gaya total tidak sama dengan nol ? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, apakah anda sudah memahami pengertian gaya total ? Jika belum, silahkan pahami penjelasan gurumuda berikut ini. Selamat belajar Hukum II Newton, semoga sukses sampai di tempat tujuan ;) semoga Hukum Newton semakin dekat di hati anda.



Hukum II Newton
Sekarang kita kembali ke pertanyaan awal pada bagian pengantar. Apa yang terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol ? Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap alias tidak berubah.

Hukum II Newton tentang Gerak :
Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda.


Hukum newton 1

HUKUM NEWTON I disebut juga hukum kelembaman (Inersia).Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keaduan tetap bergerak beraturan.
DEFINISI HUKUM NEWTON I :
Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada resultan
gaya (F) yang bekerja pada benda itu, jadi:

S F = 0   a = 0 karena v=0 (diam), atau v= konstan (GLB)

Hukum newton

ukum-hukum gerakan Newton adalah tiga hukum fizik yang menyediakan hubungan antara daya dengan jasad dan pergerakan jasad. Semua itu disatukan oleh Sir Isaac Newton dalam hasil kerjanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687). Hukum-hukum tersebut membentuk asas kepada mekanik klasik dan Newton sendiri banyak menggunakan hukum-hukum ini untuk menerangkan banyak kesan yang berkaitan dengan gerakan objek fizikal, Dalam jilid ketiga teks tersebut, beliau menunjukkan bahawa hukum gerakan, digabungkan dengan hukum kegravitian semesta, menerangkan hukum gerakan planet Kepler.
Secara ringkasnya, hukum-hukum ini menyatakan:
  1. Sesuatu objek akan sentiasa berada dalam keadaan pegun, atau bergerak dengan halaju malar, melainkan wujudnya daya yang bertindak ke atasnya.
  2. Kadar perubahan momentum bagi bagi sesuatu objek adalah berkadar terus dengan daya yang bertindak ke atasnya.
  3. Bagi setiap objek yang bertindak ke atas sesuatu objek, objek akan mengenakan daya yang sama tetapi berlawanan arah